John Vera Tampubolon; Mengurai Akar Kemiskinan Pacitan dan Harapan Pemimpin Baru yang Visioner
PACITAN, PRABANGKARANEWS || Kabupaten Pacitan dikategorikan sebagai salah satu kabupaten miskin di Provinsi Jawa Timur karena sejumlah faktor kompleks yang saling terkait. Pilkada Pacitan 2024 diikuti oleh 2 bakal calon bupati dan wakil bupati yakni: Ronny Wahyono- Wahyu Saptono Hadi dan Indrata Nur Bayuaji-Gagarin. Tahapan tanggal 22 September 2024 penetapan calon bupati dan wakil bupati Pacitan. Sedangkan untuk kampanye 23 September 2024 sampai 23 Nopember 2024.
John Vera Tampubolon Ketua Projo Pacitan menjelaskan kepada Jurnalis Kamis (12/9/24) beberapa faktor utama yang menjadi penyebab kemiskinan di Pacitan:
- Keterbatasan Infrastruktur, Pacitan terletak di wilayah berbukit di selatan Jawa Timur, sehingga pengembangan infrastrukturnya lebih sulit. Akses ke daerah ini masih terbatas, baik untuk jalan, transportasi, maupun layanan kesehatan dan pendidikan yang memadai.
- Kondisi Geografis yang Rentan, Selain berbukit, Pacitan juga berbatasan dengan laut, membuatnya rentan terhadap bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, yang berdampak negatif pada perekonomian lokal dan ketahanan masyarakat.
- Ketergantungan pada Sektor Pertanian dan Perikanan Tradisional, mayoritas penduduk Pacitan bekerja di sektor pertanian dan perikanan dengan produktivitas yang masih rendah karena kurangnya modernisasi, teknologi, dan akses pasar yang lebih luas. Fluktuasi harga komoditas juga menyebabkan pendapatan warga tidak stabil.
- Minimnya Investasi dan Industri, pacitan kurang menarik bagi investor di sektor industri dan pariwisata, terutama karena akses yang sulit dan lokasinya yang jauh dari pusat-pusat ekonomi di Jawa Timur. Kurangnya lapangan kerja di sektor formal membatasi peluang peningkatan ekonomi masyarakat.
- Akses Terbatas ke Pendidikan dan Kesehatan, Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan berkualitas di Pacitan masih terbatas, terutama di daerah terpencil. Hal ini mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan menghambat peningkatan keterampilan serta peluang kerja.
- Kesenjangan Pembangunan Wilayah, ada kesenjangan pembangunan antara wilayah perkotaan dan pedesaan di Pacitan. Daerah pedesaan yang terpencil sering kali tidak mendapatkan perhatian pembangunan yang memadai, sehingga masyarakatnya tertinggal dari segi akses ekonomi, pendidikan, dan fasilitas dasar.
- Kultur dan Kondisi Sosial Ekonomi, sosial budaya seperti pola hidup tradisional dan ketergantungan pada pekerjaan di sektor informal menghambat adaptasi masyarakat terhadap perubahan ekonomi modern, sehingga menghalangi upaya peningkatan taraf hidup.
John Vera Tampubolon Ketua Projo Pacitan yang menginginkan pemimpin yang kuat, bertanggung jawab, dan cerdas untuk membawa Pacitan keluar dari daftar 10 besar kabupaten termiskin.
Afgani Wardhaba, Diaspora dari Surabaya, mengkritik bahwa Pacitan semakin dikenal negatif sebagai kabupaten terisolasi dan membutuhkan figur pemimpin yang pekerja keras dan cerdas.
Para tokoh ini menyerukan perubahan untuk membawa Pacitan ke arah yang lebih baik, dengan harapan pada pemimpin baru yang mampu memberikan solusi nyata untuk masalah kemiskinan dan keterisolasian.
“Ronny Wahyono, S.I.P dan Kolonel (pur) drh. Wahyu Saptono Hadi, M.K.M kombinasi sipil dan militer mempunyai tipe pemimpin yang visioner dalam membangun Pacitan. Keberanian dalam merencanakan dan melaksanakan anggaran untuk kesejahteraan rakyat menjadi solusi perubahan untuk Pacitan ke depan,” tutup John Vera. (Hendriyanto)