Skriptorium Ullen Sentalu: Menyelami Jejak Sejarah Nusantara Lewat Naskah

Skriptorium Ullen Sentalu: Menyelami Jejak Sejarah Nusantara Lewat Naskah
SHARE

PRABANGKARANEWS, YOGYAKARTA – Di lereng sejuk Kaliurang, Yogyakarta, berdiri megah sebuah museum yang tak hanya memamerkan artefak budaya, namun juga menantang kita untuk merenung dan memahami jejak peradaban: Museum Ullen Sentalu. Kini, museum ini menghadirkan satu pengalaman baru yang memperdalam relasi pengunjung dengan sejarah: “Skriptorium”, sebuah ruang naskah yang menyimpan kajian akademis tentang peradaban Jawa dan Nusantara dari zaman prasejarah hingga masa modern.

Dari Java Man ke Republik Indonesia

Skriptorium mengajak kita menelusuri perjalanan manusia Nusantara dimulai dari pertanyaan besar: Mengapa Java Man, temuan Dubois di tanah Jawa, mengguncang dunia sains di awal abad ke-19? Temuan ini menjadi bukti penting bahwa tanah Jawa pernah menjadi rumah awal manusia purba di bumi, mengubah peta asal-usul umat manusia yang selama ini berpusat di Eropa atau Afrika.

Baca Juga  Wilson Lalengke Menjadi Narasumber pada Webinar Nasional PPKN Universitas Riau

Perjalanan berlanjut menelusuri masa kejayaan Medang pada abad ke-8 hingga ke-10, ketika peradaban di Jawa tengah berkembang menjadi megapolitan spiritual dan budaya. Dari situ, pengunjung diajak menyaksikan gemerlap masa keemasan Majapahit, sebuah imperium maritim yang mampu menjangkau wilayah hingga ke pelosok Asia Tenggara.

Persinggungan, Perlawanan, dan Perjuangan

Skriptorium juga menyajikan narasi mendalam mengenai pertemuan Jawa dengan kekuatan global: datangnya bangsa Eropa, berdirinya VOC, dan bagaimana kekuasaan Mataram harus berhadapan dengan kolonialisme. Lalu, jejak-jejak itu mengalir menuju titik kulminasi: perjuangan panjang rakyat Nusantara hingga tercapainya kedaulatan Republik Indonesia.

Semua ini diramu bukan hanya lewat visual dan pameran, tetapi melalui naskah akademis yang telah diteliti secara mendalam oleh tim Museum Ullen Sentalu. Kajian-kajian ini mengungkap pola keberlanjutan sejarah, membuktikan bahwa masa kini tak bisa dilepaskan dari akar masa lalu.

Baca Juga  Semangat Bangkit! Timnas Indonesia Taklukkan Arab Saudi 2-0, Erick Thohir: Modal Berharga Menuju Piala Dunia 2026

Ruang Sunyi yang Berbicara

Skriptorium bukan sekadar ruang baca. Ia adalah ruang kontemplasi. Di sini, pengunjung bisa membaca secara mandiri atau didampingi edukator museum yang siap menjelaskan setiap lembar naskah dengan semangat naratif. Tak ada layar interaktif atau suara latar yang hingar. Hanya kata-kata, lembaran naskah, dan keheningan yang berbicara.

Museum Ullen Sentalu sekali lagi membuktikan bahwa sejarah bukan sekadar masa lalu, tapi cahaya yang menuntun langkah masa depan. Dan Skriptorium adalah lentera kecil yang siap membuat siapa pun terpukau dan terhubung dengan ruh zaman.

Kunjungi, Rasakan, Pahami

Bersiaplah. Bukan hanya mata yang akan melihat, tapi hati yang akan memahami.

Baca Juga  PSSI Sesalkan Ketidakprofesionalan Drawing Liga 4, Desak Proses Ulang yang Transparan

Skriptorium Ullen Sentalu – Menyelami Sejarah Nusantara Lewat Naskah.

Museum Ullen Sentalu
Buka: Selasa-Minggu, 8.30-16.00
Tur: Adiluhung Mataram (IDR 50k), Skriptorium (IDR 60k), Vorstenlanden (IDR 100k)
Info & resv: (0274) 880158