Satryo Soemantri Brodjonegoro Dilantik sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi: Profil Singkat
JAKARTA (PRABANGKARANEWS) – Satryo Soemantri Brodjonegoro diumumkan Presiden Prabowo Subianto menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, di Istana Negara Minggu (20/10/24).
Satryo Soemantri Brodjonegoro merupakan salah satu dari puluhan tokoh kloter pertama yang dipanggil ke rumah Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024).
Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah Ketua sekaligus Anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Ia memperoleh gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Amerika Serikat dan kemudian bergabung dengan Institut Teknologi Bandung.
Satryo Soemantri Brodjonegoro resmi ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam kabinet periode 2024-2029. Sebelumnya, Satryo dikenal luas dalam dunia pendidikan dan teknologi di Indonesia, terutama saat menjabat sebagai Dirjen Pendidikan Tinggi (1999-2007).
Keterlibatannya yang mendalam di bidang pendidikan dan inovasi teknologi membuatnya menjadi pilihan tepat untuk posisi ini. Bahkan, pada tahun 2016, pemerintah Jepang memberikan penghargaan “The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon” kepada Satryo atas jasanya dalam memperkuat kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Jepang.
Lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956, Satryo meraih gelar Ph.D. di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, pada 1985. Ia bergabung dengan ITB setelah menyelesaikan studinya dan telah menghasilkan lebih dari 99 publikasi ilmiah.
Saat ini ia aktif sebagai dosen tamu di bidang teknis mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang dan ITB.
Satryo juga pernah menjabat sebagai Ketua AIPI periode 2018-2023 dan menjadi anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Satryo S. Brodjonegoro pernah berpengalaman menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi selama 1999-2007. Di bawah kepemimpinanya, pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia mulai pada Desember 2000 saat institusi pendidikan tinggi yang besar diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Sebagai Direktur Jendral Pendidikan Tinggi atau yang disebut pula Dirjen Dikti, Satryo Soemantri Brodjonegoro telah memberikan kontribusi yang cukub signifikan bagi pendidikan Indonesia.
Satryo S. Brodjonegoro juga pernah bergabung dengan tim Japan International Cooperation Agency atau yang lebih dikenal dengan nama JICA, dalam perencanaan gedung fakultas teknik Universitas Hasanudin di Gowa.