Boeing Tawarkan F-15EX dengan 85% Produksi Lokal, Ubah Peta Persaingan Jet Tempur di Indonesia

Boeing Tawarkan F-15EX dengan 85% Produksi Lokal, Ubah Peta Persaingan Jet Tempur di Indonesia
SHARE

PRABANGKARANEWS, Jakarta – Di tengah proses pertimbangan Indonesia untuk mengakuisisi jet tempur Rafale dari Prancis, Boeing memperkuat tawarannya dengan paket pertahanan menarik yang berpusat pada pesawat canggih F-15EX Eagle II. Salah satu poin utama dalam proposal ini adalah janji produksi lokal hingga 85% — sebuah langkah strategis untuk membangun ekosistem manufaktur kedirgantaraan berteknologi tinggi di dalam negeri, dilansir dari Seasia.News Sabtu (26/4/25).

Penawaran ini menjadi salah satu proposal lokalisasi paling ambisius yang pernah diajukan oleh kontraktor pertahanan Barat di kawasan Asia Tenggara. Selain alih teknologi penting, Boeing menjanjikan penciptaan ribuan lapangan kerja terampil serta mendorong pertumbuhan industri nasional dalam jangka panjang. Hal ini berpotensi menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global untuk jet tempur, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Baca Juga  Polri Tangkap 3 Tersangka Kasus Dugaan Pemalsuan Akte Perusahaan

Boeing menekankan bahwa mereka tidak sekadar menawarkan pesawat, tetapi membangun kemitraan jangka panjang yang memperkuat kemandirian teknologi, kebanggaan nasional, serta mendukung modernisasi pertahanan udara Indonesia. Langkah ini sejalan dengan agenda strategis Indonesia untuk mengembangkan kekuatan udara sekaligus memperkuat industri pertahanan dalam negeri.

Dalam konteks geopolitik yang semakin dinamis, penawaran Boeing menunjukkan bahwa kesepakatan pertahanan modern kini tidak hanya berfokus pada kekuatan militer, tetapi juga pada pembangunan ekonomi, transfer kapasitas, dan integrasi industri berkelanjutan — aspek penting bagi negara berkembang yang ingin menggabungkan keamanan nasional dengan pertumbuhan domestik.

Terlepas dari keputusan akhir Jakarta dalam memilih antara Boeing atau pesaing Eropa, besarnya skala dan visi lokalisasi yang ditawarkan telah mengubah dinamika diskusi. Global defense players kini dipaksa untuk merumuskan ulang pendekatan mereka dalam berinteraksi dengan kekuatan baru seperti Indonesia, yang menuntut bukan hanya peralatan, tetapi juga pemberdayaan dan kesetaraan dalam setiap kesepakatan.

Baca Juga  Presiden Joko Widodo Pastikan Harga BBM tidak Naik