Senandung Keroncong di Istana: Mangkunegaran Anugerahkan Gelar K.R.Ngt. kepada Maestro Waldjinah

Senandung Keroncong di Istana: Mangkunegaran Anugerahkan Gelar K.R.Ngt. kepada Maestro Waldjinah
SHARE

PRABANGKARANEWS – Di tengah gemerlap lampu dan nuansa khidmat Pendhapa Ageng Pura Mangkunegaran, sebuah momen bersejarah lahir di malam peringatan Adeging Mangkunegaran ke-268. Seorang legenda hidup musik Indonesia, Waldjinah, resmi dianugerahi gelar kehormatan Kanjeng Raden Nganten (K.R.Ngt.) oleh Mangkunegaran. Ia juga menerima Tandha Panghargyan Wirya Arta Winasis, sebagai bentuk apresiasi atas kiprah luar biasa dalam melestarikan musik keroncong.

Suara Emas dari Solo yang Menyihir Generasi

Eyang Waldjinah bukan sekadar penyanyi. Ia adalah penjaga pusaka suara Jawa, maestro yang telah mengalirkan nyawa ke dalam 1.766 lagu sepanjang kariernya — tersebar dalam 34 album piringan hitam dan 176 album kaset. Dari “Walang Kekek” hingga “Yen Ing Tawang Ana Lintang”, keroncong menjadi jembatan antara tradisi dan zaman, antara Jawa dan dunia.

Baca Juga  Kapolres Kebumen Dukung Pemerintah Pusat soal "Social Distancing"

“Beliau adalah suara zaman. Lewat Waldjinah, kita tak hanya mendengar lagu, tapi juga sejarah dan jiwa bangsa,” ujar seorang tamu undangan yang hadir dengan mata berbinar, dilansir dari media sosial Mangkunegaran Kamis (24/4/25).

Anugerah yang Melampaui Sekadar Gelar

Penganugerahan Partisara ini bukan sekadar bentuk kehormatan simbolik. Ia menjadi pengakuan resmi dari istana kebudayaan, bahwa seni dan seniman punya tempat mulia dalam peradaban. Di balik gelar K.R.Ngt. Waldjinah, tersimpan pesan kuat bahwa budaya tak hanya untuk dikenang, tapi untuk dirayakan dan diwariskan.

Dalam momen haru tersebut, Waldjinah tampak anggun dan tenang. Suaranya tak lagi lantang seperti dulu, tapi sorot matanya masih menyala. Ia menerima penghargaan itu dengan senyum tulus dan kebesaran hati seorang seniman sejati.

Baca Juga  Polisi Segera Selidiki Dugaan Kasus Pelecehan Wartawan dan LSM

Melodi yang Tak Pernah Usang

Di tengah gempuran zaman digital, nama Waldjinah tetap menjadi oase nostalgia dan kebanggaan bangsa. Musik keroncong yang ia bela dan kembangkan, tetap hidup dalam ingatan banyak orang. Gelar kehormatan ini bukan akhir, melainkan penanda abadi bahwa suara Waldjinah akan terus bergaung dari generasi ke generasi.